Berteman Dengan Si Patah Hati




Berteman dengan si patah hati persis seperti duduk didekat api unggun, tak bicara itu apinya hanya kayu bakarnya mendesis, bergemelatukan membakar dirinya sendiri. Hingga tak bersisa, padam kemudian gelap tiba. Buram, semuanya. 

Berkumpul dengan orang kasih tak sampai persis duduk didepan sebuah jendela, hujan turun sejauh mata memandang membuat lembab perasaan, suaranya meninabobokan ingin tidur selelap yang bisa agar saat bangun semoga situasi telah berubah. Sayangnya tidak, semakin lembab.


Bersahabat dengan orang putus cinta persis seperti melihat seseorang kehilangan. Gelisah memeriksa saku, tas dan sebagainya. menghela nafas, mengusap dahi mencari kesana-kemari, tertunduk lesu. Tanyakan, kamu kehilangan apa, sahabat? Dia akan menggeleng lemah, Entahlah. Tapi ada sesuatu yang telah dicuri dari dirinya. 

Maka hiburlah mereka, sampaikan lelucon terbaik yang kalian punya, berikan buku-buku, temani berjalan-jalan, ajak bicara, untuk sedikit bergembira. Kaena tiada rugi berteman dengan orang patah hati. Bahkan posisinya, izinkan saya sedikit serius, sama pentingnya seperti berteman dengan si fakir miskin dan orang-orang penuh kemalangan lainnya.
(Tere Liye)

0 Response to "Berteman Dengan Si Patah Hati"

Post a Comment