Perayaan


Perayaan/anniversary


Boleh mengadakan acara resepsi saat pernikahan? jawabannya boleh. Ada sunnah Nabi atas hal ini. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing" (HR. Bukhari dan Muslim).
Tapi ditengah jaman hari ini, ada beberapa hal yang mungkin bermanfaat jika kita bersedia memikirnkannya.
  1. Resepsi itu adalah pemberitahuan penuh rasa syukur. Resepsi pernikahan itu poin pentingnya ada dua : pertama, pengumuman bahwa si fulan sudah menikah. Kedua, bentuk rasa syukur. Maka keliru jika resepsi dijadikan ajang pamer. Kusut jadinya, berbelok dari tujuan mendasarnya. Resepsi pernikahan bukan pertunjukan status sosial keluarga, bukan pula pamer gelar-gelar pendidikan, apalagi pamer kekayaan, jabatan, kekuasaan. Soal ini kadang susah sekali diingatkan, orang-orang keras kepala akan bilang : "Toh hanya sekali seumur hidup", atau "Apa salahnya? ada uangnya ini, dan itu uang saya." Baiklah. itu hak semua orang, terserah. Tapi adik-adik sekalian, pikirkanlah poin paling penting ini jika besok lusa kalian akan menikah. Saya tahu, kadang, kalian memang memilih sederhana, tapi orang tua tidak. ada banyak keluarga yang sampai tega berhutang, juga membebani anak-anaknya, hanya untuk show, bahwa dia bisa membuat resepsi pernikahan yang mewah.
  2. Resepsi itu adalah kepatuhan atas sunnah nabi, bukan malah membuat maksiat. Kenapa kita melakukan resepsi? karena nabi nyusuruh. Kita patuh. Maka lagi-lagi repot sekali urusannya, jika ternyata, resepsi itu mengundang maksiat. Banyak jenisnya. mulai dari menentukan tanggal nikah melalui cara-cara mistis, memanggil pawang hujan, pakai acara dangdutan dengan penyanyi yang berpakaian tidak pantas. Hingga demi bedak dan riasan tidak luntur, kita jadi meninggalkan sholat.
  3. Resepsi itu adalah bersilaturahmi, bukan mengumpulkan amplop. Sudah jadi tradisi yang membekas sekali disekitar kita, jika ada resepsi, maka lazimnya ada kotak besaruntuk memasukkan amplop. Semakin mewah itu resepsi, kotak amplopnya semakin megah, mewah pula. Juga pernikahan dikampung-kampung, pun ada amplopnya juga. Saya tidak mengerti poin tradisi ini? Apaan sih? Ekses dari tradisi ini tidak sederhana, itu memiliki dampak negatif. Di amplop-amplop itu ditulis nama, siapa yang ngasih, besok lusa, seolah menjadi "hutang". Semakin bagus kartu undangan, semoga semakin banyak amplopnya. dll. Tetangga, kerabat, kolega yang kaya-kaya diundang, yang miskin tidak. Dan lain sebagainya. Aduh, mungkin saatnya kita kembali memikirkannya. Gunakanlah teladan nabi, wasiat-wasiatnya, itu mungkin bisa membantu melihat situasi lebih jernih.
  4. Resepsi itu kebermanfaatan bukan mubazir dan mengganggu. Poin terakhir, resepsi pernikahan itu diaadakan, karena ada azas manfaatnya. Maka ketika dia berlebihan, mubazir, sia-sia, suramlah cahaya baik dalam resepsi tersebut. Belum lagi jika sampai mengganggu, bikin macet, bikin susah, dan menimbulkan kesulitan disekitarnya. Saya tahu, lagi-lagi itu sekali seumur hidup,tidak setiap hari juga bikin repot, tapi sejatinya justru karena acara tersebut sangat spesial, maka berhati-hatilah.
Ingat selalu, telah menunggu jalan panjang setelah resepsi. Hakikat pernikahan itu sendiri. Ketahuilah, jika kita bisa menempatkan resepsi pernikahan dengan baik, maka biasanya kita juga bisa menempatkan pemahaman hidup dengan baik pula. Itu memiliki korelasi yang mungkin menarik direnungkan. Ingatkan orang-orang disekitar kalian, termasuk orang tua, agar bisa menahan diri. Jika susah melakukannya, pastikan generasi berikutnya, anak-anak kita, tidak mengalami hal yang sama kita alami.
(Tere Liye)



0 Response to "Perayaan"

Post a Comment