Maaf Allah kami Tuli, Pelit dan Bisu

Maaf Allah kami Tuli, Pelit dan Bisu
Maaf Allah kami Tuli, Pelit dan Bisu

Maaf Allah, kami "Tuli"

Maaf Allah kami terlalu "Tuli" hingga saat adzan berkumandang yang berarti Engkau memanggil kami untuk segera sholat, kami tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengar bahkan cenderung cuek saja dan tidak memperdulikannya seolah itu hanyalah suara yang tidak terlalu penting bagi kami

"Sekiranya orang-orang mengetahui akan rahasia Keutamaan Azan Dan Rahasia Shaf Pertama, niscaya mereka akan berebutan meraihnya meski dengan cara mengundi. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu panasnya saat Zhuhur, niscaya mereka akan berebut mengerjakan shalat pada saat itu. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya untuk melakukan shalat keduanya walaupun harus dengan cara merangkak.” (HR Muslim)


Maaf Allah, kami "Pelit"

Maaf Allah kami terlalu "Pelit" untuk sedekah dijalanmu, kami takut miskin jika kami terlalu banyak mengeluarkan uang untuk bersedekah. Kami sering membuat alasan, nanti sajalah kami sedekahnya kalau sudah punya uang atau nanti pas sudah kaya saja biar bisa banyak sekalian sedekahnya. Kami takut uang kami habis jika harus terus menerus sedekah, jangankan untuk sedekah untuk diri sendiri saja masih kurang. Maafkan kami jika kami sedekah sedikit tapi mengharapkan pahala dan imbalan yang berlipat ganda


“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261)

Maaf Allah, kami "Bisu"

Maaf Allah kami terlalu "Bisu" untuk membaca Al-quran, kami lebih suka membaca buku, novel, bermain game atau berselancar didunia maya dan sosial media itu jauh lebih mengasyikan dan terkadang membuat kami lupa waktu. Kami takut jika sering membaca Al-quran kami nanti tidak tau update terbaru dari status teman kami, gebetan kami atau idola kami.

“Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.
Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427, Muslim 797]
  
Maaf Allah kami terlalu sibuk dengan urusan duniawi kami, hingga kami mengesampingkan dan menomorduakan urusan akhirat kami. 

Nanti saja bolehkan Allah kami mengejar Akhirat kami, saat kami sudah pensiun dari pekerjaan kami dan saat  kami sudah tua, rambut sudah beruban, kulit sudah keriput, badan sudah sakit-sakitan, tenaga sudah lemah, ingatan mulai pikun, Mata sudah kabur, nanti saja ya Allah. Boleh kan?
Nanti saja bolehkan ya Allah kami pergi ke masjid saat sudah mulai pakai tongkat kemasjid, kami membaca Al-qur'an saat mata kami sudah rabun biar kami kelihatannya keren kalau membaca Al-qur'an pakai kacamata.

Nanti saja bolehkan Ya Allah, kami kan masih muda sekarang. Masih banyak cita-cita dan impian yang harus kami kejar, bukankah masa muda itu hanya sekali dan harus dinikmati.

Bolehkan Ya Allah ?


#Artikel ini mengandung gaya bahasa Satire

9 Responses to "Maaf Allah kami Tuli, Pelit dan Bisu"

  1. Tulisan ini benar-benar membuat saya terdiam sejenak untuk merenung, menyesali setiap detik masa muda saya yang telah saya sia-siakan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukannya Sekarang juga masih muda ? :)

      Delete
  2. Tulisannya keren :)

    Diri terhenyak
    tulisanmu menyentak
    serasa tak bisa bergerak
    termenungku dalam benak


    Syukurku 'tuk petuah
    agar diri berbenah
    terpatri dalam hikmah
    menuju surgaNya yang indah

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Tulisan Mbak Novarina Dian Wardani, Lebih Keren lagi... :)

      Delete
  4. Makasi mas tulisan ini jadi reminder...bahwa kita manusia cuma satu hal yg kecil, dan bukan siapa2 ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kembali gembulnita.... :)

      Delete
  5. Termenung sejenak....
    Ya Allah...maafkan kami yg telah menyia-nyiakan fasilitas mu sehingga kami buta, tuli dan bisu.

    Artikel ini sangat bermakna dalam sekali sekaligus sebagai renungan buat kita yg selama ini telah berbuat dzolim kepada diri sendiri karena telah lalai menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah

    Terkadang kita lebih perduli kepada kesibukan (aktivitas) kita, padahal waktu untuk mengerjakan ibadah hanya sebentar tapi kita selalu saja menunda-menunda dan akhirnya menjadi lupa

    ReplyDelete
  6. Ya mas, kita kebanyakkan ngejar dunia saja, sering lalai dengan urusan akhirat. Padahal tujuan Allah menciptakan manusia itu salah satunya adalah untuk beribadah kepada Allah..

    ReplyDelete